Pada suatu masa, tersebutlah seorang ksatria pedang yang sangat handal. Dia menguasai teknik berpedang tingkat tinggi yang tak seorang pun mampu menandingi di daerah kekuasaannya. Dia dihormati dan ditakuti hampir di seluruh sudut daerah kekuasaannya.
Kemudian sang ksatria merasa bahwa dia harus mengembara, menguasai ilmu yang lebih hebat agar dia semakin ditakuti, tak hanya di daerah kekuasaannya saja, tapi juga di seluruh tempat yang ada manusia-nya. Berangkatlah ia menuju negeri seberang dengan beberapa anak buah kepercayaannya. Sesampainya di negeri asing itu, dia dan anak buahnya berpencar untuk mencari guru sendiri-sendiri untuk memperdalam ilmu masing-masing. Sang ksatria sendiri menjadi murid di sebuah perguruan yang ada dalam hutan terpencil jauh di lereng bukit. Pada awalnya dia merasa tak pantas di sini, apalagi ada kabar burung beredar bahwa anak buahnya yang lain memperoleh perguruan yang lebih besar dan megah, serta tersohor namanya di negeri asing itu. Tapi dia mengeraskan hatinya. “Aku pasti bisa berbuat banyak di sini”
Masa demi masa dilewatinya dalam perguruan itu. Dia telah mengalami banyak hal. Ujian, tes serta tantangan-tantangan lain dari sang guru telah dihadapinya. Pada awalnya dia merasa puas dengan pencapaiannya, tapi sudut hitam dalam hatinya menyuarakan hal yang lain. “Aku tidak akan maju di sini. Aku butuh yang lebih!!”
Dia pun kemudian menjadi malas dalam mengikuti setiap latihan, tugas-tugas dari gurunya hanya diselesaikannya dengan serampangan. Dia merasa bahwa perguruan ini tak pantas bagi seorang ahli pedang sehebat dirinya. Berulang kali dia mencoba membuat suatu masalah dengan guru serta orang-orang di perguruannya, mencoba untuk menunjukkan kehebatan dirinya. Membuktikan bahwa dirinya lebih dari pada mereka semua. Dia semakin liar dan sulit diatur.
Dan pada puncaknya, ketika sang guru hendak memberikan sebuah tugas padanya, dihantamkannya pedangnya ke lantai sambil berteriak keras“Tugas itu tak pantas untuk saya!!”Gurunya terkejut, “Kenapa kau bilang begitu?”“Saya ke sini untuk menempa ilmu pedang saya! Bukan untuk tugas-tugas sosial seperti itu!”“Kau masih belum mengerti tentang kehidupan ini, muridku.. Tak selamanya kau bisa kaku seperti itu, kadang hal yang kau rasa tak berharga bagimu justru yang akan menguatkanmu”“Bah!! Saya tak peduli, saya hanya akan melakukan tugas dengan pedang saya!!”“Di dunia ini tak ada yang sempurna sesuai dengan keinginanmu, anak muda”“Saya tak peduli!!”“Baiklah kalau begitu, silakan kau cari perguruan lain yang kau rasa akan menajamkan pedangmu.. Kurasa kau tak cocok dengan tempat ini”
Begitulah, sang ksatria kemudian meninggalkan perguruannya untuk mengembara lagi mencari perguruan lain yang dirasanya cocok baginya…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar